Ads

Jumat, 07 September 2018

Jodoh si Mata Keranjang Jilid 62

Akan tetapi, agaknya teriakan-teriakan isteri pembesar itu menarik perhatian dan tiba-tiba muncullah Liong Ki dan Liong Bi! Kedua orang ini dengan pedang di tangan menerjang dan dalam waktu singkat saja, empat orang penjahat itu roboh! Mayang juga datang, akan tetapi ketika ia tiba disitu, agak terlambat karena ia terbiasa tidur melepaskan pakaian dan sepatu sehingga tadi harus mengenakan pakaian dan sepatu lebih dulu, juga menyanggul rambutnya yang dibiarkan terlepas dari ikatan, ia melihat empat orang itu telah roboh.

"Tangkap mereka hidup-hidup!" ia berseru, akan tetapi seruannya terlambat sudah.

Pedang di tangan Liong Ki dan Liong Bi telah menembus jantung mereka, dan empat orang itu tewas seketika.

Mayang cepat melompat ke dekat empat orang itu dan memeriksa. Ternyata mereka tidak mungkin dapat ditanya lagi.

"Aih kenapa kalian membunuh mereka?" ia mencela Liong Ki dan Liong Bi.

"Mereka, adalah orang-orang jahat, sudah sepatutnya dibunuh!" kata Liong Bi.

"Benar, akupun tak dapat menahan kemarahanku tadi. Sekarang baru aku ingat bahwa semestinya mereka itu ditanya dulu sebelum dibunuh." kata Liong Ki.

"Sudahlah, mereka sudah mati dan kalian sungguh telah menyelamatkan nyawa kami." kata Menteri Cang dengan sikap masih tenang saja dia sudah terbiasa menghadapi ancaman dan bahaya, maka peristiwa yang hampir mencelakainya tadi dihadapi sebagai hal biasa saja.

Isterinya juga keluar kamar dan wajah nyonya bangsawan itu agak pucat. Kemudian muncul pula Cang Hui dan Teng Cin Nio dan kedua orang gadis inipun telah membawa sebatang pedang. Ketika mereka melihat Menteri Cang dan isterinya selamat dan empat orang penjahat terbunuh, legalah hati mereka dan Cang Hui merangkul ibunya. Cang Sun muncul dan pemuda itu segera berkata, dengan sikap sungguh-sungguh kepada ayahnya.

"Ayah, peristiwa ini membuktikan bahwa pihak yang memusuhi ayah mulai berani mengirim pembunuh untuk menyerang kita. Maka, sudah seyogianya kalau ayah memperketat dan memperkuat penjagaan. Kalau kebetulan kedua kakak-beradik Liong hadir, tentu saja keamanan ayah terjamin. Akan tetapi tidak mungkin mereka menjaga keselamatan ayah siang malam."

Menteri Cang mengangguk, lalu memerintahkan penjaga untuk menyingkirkan mayat empat orang penjahat dan dua orang penjaga, memerintahkan komandan jaga untuk melapor kepada panglima pasukan keamanan agar diselidiki siapa adanya empat orang penjahat itu. Kemudian, dia menyuruh Cang Hui dan Cin Nio menemani isterinya di dalam kamar, dan dia sendiri mengajak Liong Ki, Liong Bi dan Mayang untuk bercakap-cakap di ruangan dalam.

Setelah mereka berempat duduk berhadapan terhalang meja besar, kembali Menteri Cang memuji dua orang pembantunya dan berterima kasih atas pertolongan mereka ketika tadi dia terdesak dan terancam.

Liong Ki segera memberi hormat kepada Menteri Cang.
"Harap paduka tidak berpendapat demikian, Tai-jin. Sudah menjadi tugas kewajiban kami berdua untuk melindungi keluarga Tai-jin dari ancaman bahaya yang datang dari manapun juga. Kami hanya merasa bersyukur bahwa kami tidak sampai terlambat."

"Tai-jin telah melimpahkan kebaikan kepada kami, sudi menerima kami. Karena itu, kami selalu siap untuk membela Tai-jin, dengan taruhan nyawa sekalipun," kata pula Liong Ki dengan suara dan wajah sungguh-sungguh.

Cang Tai-jin mengangguk-angguk.
"Bagus, tidak percuma kami menerima kalian sebagai pengawal keluarga."

Mayang sejak tadi hanya diam saja. Iapun bersyukur bahwa pembesar bijaksana itu dapat diselamatkan, dan pembelaan Liong Ki dan Liong Bi, sedikit banyak telah mengurangi rasa tidak senangnya kepada mereka. Mereka itu terbukti setia, dan siapa tahu, mungkin mereka berdua merayu putera puteri Menteri Cang bukan dengan niat buruk, melainkan karena jatuh hati! Yang membuat ia tidak puas adalah dibunuhnya empat orang calon pembunuh itu sehingga tidak dapat diselidiki, siapa yang menyuruh mereka itu menyerbu.






"Sayang kita tidak dapat mengetahui siapa orangnya yang telah menyuruh empat orang pembunuh itu, Tai-jin," kata Mayang. "Kalau mereka tidak dibunuh dan dapat ditangkap hidup-hidup, tentu mereka akan dapat membuat pengakuan dan kita dapat menangkap dalangnya."

Mendengar ini Liong Ki dan Liong Bi saling lirik lalu Liong Ki berkata,
"Adik Mayang benar sekali. Kami juga merasa menyesal mengapa kami tidak ingat akan hal itu. Kami terlalu terburu nafsu sehingga lupa dan telah membunuh mereka."

"Siapa yang tidak marah melihat para penjahat itu nyaris membunuh Tai-jin? Kami terlalu marah pada saat itu," sambung Liong Bi.

Cang Taijin mengelus jenggotnya dan mengangguk-angguk.
"Hal itu sudah terjadi dan tidak ada gunanya disesalkan. Andaikata mereka tertawan hidup-hidup, belum tentu mereka mau mengaku. Musuh kami terlalu banyak, dan kami kira mereka adalah kaki tangan para pemberontak. Mulai sekarang, pasukan pangawal harus dipersiapkan untuk membantu kalian. Akan kupanggil kembali Coa-ciangkun agar dia mengatur pasukan pengawal sehingga tidak ada lagi pengacau yang dapat menyelinap masuk tanpa diketahui."

Sejak. peristiwa malam itu, Menteri Cang Ku Ceng semakin percaya kepada kakak beradik Liong Ki dan Liong Bi, dan tentu saja kedua orang ini merasa senang. Memang inilah tujuan mereka. Liong Bi yang mengatur siasat itu. Ia menghubungi Pek-lian-kauw, mengatakan bahwa ia dapat memberi jalan kepada beberapa orang Pek-lian-kauw untuk masuk ke dalam rumah gedung Menteri Cang Ku Ceng.

Tentu saja pihak Pek-lian-kauw gembira mendengar ini karena mereka tahu bahwa Menteri Cang merupakan seorang diantara dua menteri setia yang pandai dan menjadi tulang punggung kerajaan Beng.

Mereka adalah orang-orang yang berpengalaman dan cerdik. Merasa bahwa dengan peristiwa itu mereka telah maju beberapa langkah dan kedudukan mereka menjadi semakin kokoh dan baik, mereka tidak mau membuat banyak ulah yang mungkin membahayakan kedudukan mereka. Usaha mereka mendekati Cang Sun dan Cang Hui untuk sementara mereka tunda. Kalau kepercayaan keluarga Cang semakin menebal, tentu akan semakin mudah bagi mereka untuk mencapai sasaran itu.

Karena sikap mereka itu, Mayang juga terkecoh. Ia tidak lagi melihat dua orang itu merayu putera-puteri Menteri Cang. Sikap mereka baik dan sopan, dan ramah terhadap dirinya. Dari Cang Hui ia mendengar bahwa kini kedua orang itu sama sekali tidak pernah lagi mengganggu, bersikap sopan dan baik.

Akan tetapi sungguh aneh, luka di hati Mayang agaknya tidak dapat sembuh sama sekali. Rasa cintanya terhadap Sim Ki Liong sudah membuyar karena ia merasakan benar bahwa ada suatu rahasia yang busuk di antara Sim Ki Liong dan Su Bi Hwa yang kini menyamar sebagai kakak-beradik itu. Biarpun kini kedua orang itu bersikap sopan dan baik terhadap Cang Sun dan Cang Hui, namun ia hampir yakin bahwa mereka itu pernah merayu putera dan puteri Cang itu dengan cara yang tidak wajar.

**** 62 ****





Tidak ada komentar:

Posting Komentar