Ads

Minggu, 16 September 2018

Jodoh si Mata Keranjang Jilid 79

"Terima kasih, engkau memang baik sekali, aku merasa seperti engkau ini kakakku sendiri," kata Sarah dan iapun menyandarkan kembali kepalanya di dada Hay Hay dan tak lama kemudian napasnya sudah menjadi lembut dan panjang, tanda bahwa ia telah jatuh pulas.

Hay Hay merangkulnya dan ketika dia melihat wajah di dadanya itu, dia segera memejamkan matanya. Terasa benar olehnya timbulnya berahi. Timbulnya dari pandang mata lalu dikembangkan dalam benak. Pikiran membayangkan hal-hal yang menggairahkan dan nafsu berahipun mulai bangkit dan kalau nafsu ini dikipasi dengan bayangan dalam pikirannya, nafsu itu tentu akan semakin berkobar.

Ketika dia memejamkan mata dan mengosongkan pikiran, hal yang sudah dilatihnya sejak dia masih remaja dan mempelajari ilmu dari See-thian Lama, kemudian dilanjutkan dari Ciu-sian Sin-kai, Pek-mau San-jin, kemudian Song Lojin, maka seketika pikirannya menjadi tenang dan bagaikan air yang diam, pikiran menjadi jernih dan bayangan yang menimbulkan nafsu berahipun lenyap.

Nafsu merupakan pelengkap dalam kehidupan manusia, bahkan pendorong dan manusia tidak akan hidup tanpa adanya nafsu. Kenikmatan hidup dapat datang karena adanya nafsu. Keindahan melalui pandang mata, kemerduan melalui pendengaran telinga, keharuman melalui penciuman hidung, dan semua kenikmatan yang dapaf kita rasakan melalui panca indera, melalui semua anggauta tubuh, melalui hati akal pikiran, semua itu dapat kita nikmati karena adanya nafsu. Nafsu merupakan anugerah bagi manusia hidup di dunia ini, merupakan berkah dan bekal hidup. Seperti juga anggauta badan, hati dan pikiran, nafsu merupakan peserta dan alat yang bertugas mengabdi dan membantu manusia. Manusia dapat menemukan segala kekuatan dan sarana yang ada di dunia ini, berkat bekerjanya akal yang didorong nafsu.

Kemajuan lahiriah yang ada sekarang ini, semua berkat bekerjanya nafsu melalui hati akal pikiran. Dan semua hasil pekerjaan nafsu ditujukan untuk kesejahteraan hidup manusia, untuk kenikmatan hidup manusia di dunia, yaitu yang lajim disebut materi, benda. Namun, nafsu yang amat berguna bagi kehidupan kita ini, juga amat berbahaya karena kalau manusia dikuasainya, maka manusia akan diseretnya menjadi hamba nafsu yang hidupnya hanya mengejar kenikmatan dan kesenangan duniawi saja. Akibatnya, segala cara dilakukan manusia demi meraih kesenangan yang menjadi tujuan semua nafsu dan terjadilan perbuatan-perbuatan yang dinamakan jahat, yaitu merugikan orang lain.

Kalau kita tidak waspada dan ingat selalu kepada Sang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, yang menguasai seluruh diri kita luar dalam, yang mengatur segala yang nampak dan tidak nampak, maka kita akan mudah menjadi korban kekuatan nafsu. Segala kebutuhan hidup kita ini dilengkapi dengan nafsu yang akan menimbulkan kenikmatan dalam memenuhi kebutuhan hidup itu. Kita lapar butuh makan agar bertahan hidup, dan didalam makan itu kita dianugerahi nafsu yang mendatangkan kelezatan dalam mengisi perut yang pada dasarnya dilakukan untuk mempertahankan hidup. Kita mengantuk butuh tidur, dan di dalam tidurpun kita dianugerahi kenikmatan. Kalau haus butuh minum dan dalam minumpun tersedia kenikmatan yang didorong oleh nafsu.

Tidak ada kebutuhan yang tidak disertai kenikmatan dalam memenuhinya. Puji Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Demikian besarnya Tuhan melimpahkan cinta kasih kepada segala cintaan-Nya. Akan tetapi, kalau nafsu merajalela dan kita yang diperhamba, apa akibatnya? Kita melupakan kebutuhan inti dari kehidupan ini, yang kita kejar hanyalah kenikmatan dan kesenangan, hanya kebutuhan nafsu semata.

Kita makan bukan lagi untuk sekedar mempertahankan hidup menghilangkan lapar, melainkan lebih condong untuk memuaskan nafsu yang mengejar keenakan sehingga seringkali dapat kita lihat buktinya betapa dalam keadaan lapar sekalipun, kalau lauknya tidak menyenangkan mulut kita, kita makan sedikit saja, tidak perduli bahwa mulut kita membutuhkan lebih banyak. Sebaliknya, biarpun perut sudah kekenyangan, kalau yang kita makan itu kita rasakan enak, dan memuaskan nafsu, kita makan terlalu banyak sampai akhirnya menderita sakit perut!

Demikian pula dengan semua kebutuhan hidup, termasuk haus, kantuk, mencari kebutuhan hidup yang lainnya, termasuk pula nafsu sex. Nafsu sex ini mutlak penting dengan perkembang biakan manusia. Tanpa adanya nafsu ini, orang tidak akan suka melakukan hubungan dan akibatnya, manusia akan punah seperti yang terjadi pada banyak mahluk lain yang dahulu juga menjadi penghuni bumi namun kini tidak ada lagi sama sekali.

Teringat akan semua itu, Hay Hay menarik napas panjang. Mendiang ayah kandungnya, jai-hwa-cat Ang-hong-cu, merupakan contoh dari sekian banyaknya pria yang menjadi hamba nafsu berahinya. Demi memuaskan nafsunya itu, dia tidak segan-segan mengejar dan melampiaskannya dengan segala macam cara, tidak perduli lagi apakah cara itu baik atau buruk, melanggar hukum ataukah tidak.






"Semoga Tuhan akan selalu membimbingku sehingga aku tidak akan mabuk oleh nafsu dan kehilangan kewaspadaan," pikirnya dan tangan kirinya dengan lembut mengelus kepala yang berambut kuning emas itu.

Alangkah indahya rambut ini, pikirnya, kini tidak ada sedikitpun nafsu berahi menggodanya. Seperti benang sutera emas! Kulit muka itu demikian putih kemerahan. Kalau saja tidak ada bulu lembut di permukaannya, kulit muka itu seperti kulit muka bayi. Mata yang terpejam itu tidak kelihatan bola mataya yang biru, akan tetapi masih saja mendatangkan kesan asing dan aneh karena bulu matanya juga tidak hitam benar, melainkan agak kelabu dan panjang melengkung. Dan garis mata itu demikian panjang. Dan hidung itupun biar tidak terlalu besar, namun mancungnya lain daripada kemancungan hidung bangsanya. Punggung hidung itu tinggi sehingga kalau nampak dari pinggir, mirip paruh burung. Dan mulut itupun berbibir indah, sulit menggambarkan keindahannya karena keindahan itu tersembunyi dalam lekukan-lekukan kecil di sekitar mulut, tersembunyi diantara bibir yang sedikit terbuka, di kedua ujung yang membelok ke atas, di bibir belahan bawah yang penuh dan tipis, agaknya tergigit sedikitpun akan pecah, dan bentuk dagu itu membayangkan keangkuhan, keanggunan, juga amat manis.

Wajah ini memang aneh dan asing baginya. Akan tetapi ketika mereka tadi bercakap-cakap, tidak terasa sama sekali keasingan itu. Jalan pikiran, hati dan akal pikiran gadis ini sama saja dengan apa yang ada pada diri gadis-gadis bangsanya. Yang berbeda hanya kulitnya, akan tetapi isinya sama. Dan dia merasa sayang kepada gadis ini. Bahkan Sarah tadi mengatakan bahwa ia merasa seperti dengan kakaknya sendiri!

Akan tetapi, kebiasaan atau cara hidup dari gadis ini sungguh berbeda sekali dengan cara hidup bangsanya. Kalau seorang gadis bangsanya, sampai bagaimanapun juga, tidak mungkin mau tidur di atas pangkuan dan menyandarkan kepala di dada seorang laki-laki asing yang bukan apa-apanya. Bahkan antara saudara sekandung sendiripun tidak! Mungkin hanya laki-laki yang menjadi suami seorang wanita saja yang akan dipercaya seperti ini.

Tentu saja lain halnya kalau wanita itu seorang wanita sesat yang telah menjadi hamba nafsu yang tidak mengenal susila lagi, hamba nafsunya sendiri yang telah menjadi seperti buta. Akan tetapi Sarah bukanlah wanita seperti itu. Sama sekali bukan! Ia mempertahankan kehormatannya mati-matian, kalau perlu dengan taruhan nyawa. Jelaslah bahwa bagi bangsa Sarah, hubungan antara pria dan wanita jauh lebih bebas dan berdekatan seperti ini bukan merupakan hal yang buruk bagi Sarah.

Hay Hay tidak berani tidur, maklum bahwa diluar guha terdapat banyak musuh yang tentu telah berjaga-jaga, menanti datangnya pagi, Setelah mereka tidak ngeri lagi terhadap siluman, tentu mereka akan menyerbu guha. Dia tidak berani tidur, dan sambil memangku tubuh Sarah, dia hanya menghimpun tenaga murni dan membiarkan tubuhnya melepas lelah.

**** 79 ****





Tidak ada komentar:

Posting Komentar