Ads

Kamis, 06 September 2018

Jodoh si Mata Keranjang Jilid 60

Mereka duduk mengaso sehabis berlatih dan Cang Hui menyusut keringatnya sambil memandang wajah Mayang. Ia merasa suka dan sayang kepada gadis peranakan Tibet ini, dan teringatlah ia akan percakapan yang ia lakukan dengan kakaknya, dimana kakaknya itu mengaku bahwa dia kagum dan jatuh cinta kepada gadis Tibet ini! Ia sendiri menyayangkan bahwa Mayang telah menjadi tunangan Liong Ki, perwira yang semalam...., terkenang akan peristiwa ini, mendadak saja Cang Hui tersipu dan kedua pipinya berubah merah. Ia sengaja menggosok-gosok mukanya yang terasa panas itu sehingga mukanya menjadi semakin merah segar.

"Kasihan enci Cin...." akhirnya ia mengeluh, teringat akan nasib Cin Nio yang mengalami patah hati karena cinta sepihak.

"Kenapa ia? Ataukah.... hal itu tidak dapat kau ceritakan kepada orang luar seperti aku? Kalau begitu maafkan pertanyaanku tadi."

Cang Hui memegahg lengan Mayang dan tersenyum dengan manis.
"Bagiku, engkau bukan orang luar lagi, Mayang. Engkau sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Maka, engkau boleh saja mendengar tentang urusan itu, asal engkau tidak akan menceritakan kepada orang lain."

"Tentu saja, Adik Hui. Rahasia keluargamu sama dengan rahasiaku sendiri. Bukankah aku sudah mendapatkan kepercayaan untuk membimbingmu dalam berlatih ilmu silat dan tinggal di istana ini?"

"Kasihan enci Cin, ia patah hati, Mayang. Ia menjadi korban cinta sepihak. Sudah kuceritakan bahwa ayah dan ibu menghendaki agar kakakku, Cang Sun-koko, berjodoh dengan enci Hui. Nah, beberapa hari yang lalu, dalam suatu kesempatan ketika mereka dapat bicara empat mata, kakakku itu dengan sejujurnya mengatakan kepada enci Cin bahwa dia tidak dapat berjodoh dengan enci Cin karena dia menyayang enci Cin sebagai adik sendiri. Nah, dapat kau bayangkan betapa susah hatinya, padahal enci Cin kelihatannya sudah jatuh cinta setengah mati kepada kakakku itu."

Mendengar ini, Mayang mengerutkan alisnya dan termenung sejenak.
"Hemm, kasihan sekali adik Cin Nio. Sungguh mengherankan, mengapa kakakmu tidak dapat mencintanya? Padahal, adik Cin adalah seorang gadis yang amat baik, cantik jelita, pandai dan baik budi...."

"Pernah kuceritakan kepadamu bahwa kakakku sudah mencinta gadis lain, Mayang."

"Hemm, kau maksudkan Cia Kui Hong itu? Kenapa masih memikirkannya? Bukankah gadis itu telah menjadi milik orang lain dan tidak membalas cintanya? Apakah selamanya kakakmu akan tetap bertahan dalam cintanya yang sepihak terhadap gadis itu?" Mayang merasa penasaran karena kasihan kepada Cin Nio.

"Kurasa tidak begitu, Mayang. Sebetulnya kakakku itu suka kepada...." Cang Hui mengurungkan niatnya yang ingin membuka rahasia hati kakaknya. Tidak, pikirnya, ia tidak boleh mengatakan bahwa kakaknya mencinta Mayang. Bukankah Mayang sudah ada yang punya?

"Suka kepada siapa, Adik Hui?"

"Suka kepada gadis yang memiliki, ilmu kepandaian silat tinggi."

"Hemm, dia sendiri tidak suka belajar ilmu silat."

"Mungkin karena itulah. Karena dia tidak suka belajar ilmu silat, maka dia ingin melengkapi kekurangan dirinya itu dengan memilih seorahg gadis lihai menjadi jodohnya. Akan tetapi tentu saja tidak semua wanita lihai disukainya. Peristiwa yang terjadi beberapa malam yang lalu itu..... "

Ia berhenti pula, ragu-ragu apakah peristiwa antara kakaknya dengan Liong Bi itu sebaiknya ia ceritakan kepada Mayang atau tidak.

"Peristiwa apakah, Adik Hui?"






Cang Hui menarik napas panjang. Sudah terlanjur, pikirnya.
"Mayang, sebelum kuceritakan, katakan dulu, apakah engkau sayang kepada calon adik iparmu itu?"

Mayang terbelalak heran.
"Calon adik ipar yang mana....?"

"Bukankah Liong Bi itu adik Liong Ki, tunanganmu?"

Baru Mayang teringat bahwa wanita yang tidak disukanya itu menyamar sebagai adik kekasihnya.

"Ahhh, ia yang kau maksudkan? Hemm, bagaimana, ya? Sayang sih tidak, bahkan aku... terus terang saja, kurang suka akan sikapnya yang genit. Selain itu, iapun bukan adik iparku..... " Mayang menghentikan ucapannya, merasa telah kelepasan bicara.

"Ehh? Bukankah ia adik Liong Ki?"

Mayang mengangguk, bingung sendiri karena hampir saja ia membuka rahasia mereka berdua.

"Memang benar, adik Hui, akan tetapi aku..... aku bukan tunangan Liong Ki. Kami hanya sahabat yang akrab."

"Hemm, sahabat akrab yang saling mencinta, bukan ?"

"Sudahlah, Adik Hui, aku tidak suka bicara tentang hal itu. Sebetulnya, apa yang hendak kau ceritakan kepadaku? Peristiwa apa yang terjadi beberapa malam yang lalu itu?"

Cang Hui lalu menceritakan tentang perbuatan Liong Bi yang memikat dan merayu kakaknya.

"Kulihat jelas sekali Liong Bi merayu kakakku dengan sikap yang amat genit dan menjemukan. Akan tetapi, kakakku tidak suka kepadanya, walaupun ia pandai silat. Nah, sudah kuceritakan padamu, Mayang. Kalau engkau dekat dengan Liong Bi, katakan bahwa jangan lagi ia melakukan hal yang tidak patut seperti itu."

Diam-diam Mayang terkejut dan marah mendengar ini. Akan tetapi ia tidak merasa heran. Ia tahu bahwa Liong Bi memang genit sekali, akan tetapi tidak disangkanya akan seberani itu, merayu Cang Sun, putera tuan rumah! Sungguh tidak tahu diri, tidak tahu malu. Yang membuat ia merasa heran, bagaimana Liong Ki dapat memiliki seorang sahabat yang seperti itu? Dan teringatlah ia kembali akan peristiwa aneh yang dilihatnya antara Cang Hui dan Liong Ki. Ia tidak ingin membikin Cang Hui malu dengan menanyakan peristiwa itu, akan tetapi ia menjadi semakin curiga. Hatinya merasa tidak enak. Ia harus menyelidiki keadaan Liong Ki dan Liong Bi!

**** 60 ****





Tidak ada komentar:

Posting Komentar